PRESSINDO_NGAWI | Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi terus berupaya menekan angka kasus tuberkulosis (TBC). Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan menggelar Workshop Sosialisasi Skrining TBC pada Penyandang Diabetes Melitus (DM) di Ngawi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini kasus TBC, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti penderita DM.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan UKM dan UKP Dinkes Ngawi, Retno Dewi Sulistyorini, menjelaskan bahwa DM merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya TBC aktif.
“Penderita DM memiliki sistem kekebalan tubuh yang cenderung lebih lemah, sehingga lebih rentan terinfeksi TBC,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (19/11).
Data menunjukkan bahwa kasus TBC di Ngawi mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024 saja, hingga bulan Oktober, telah ditemukan 1.065 kasus TBC. Angka ini cukup mengkhawatirkan, mengingat estimasi kasus TBC di kabupaten tersebut mencapai 2.115 kasus.
“Dengan kata lain, baru sekitar 50% kasus TBC yang berhasil ditemukan. Ini artinya masih banyak kasus TBC yang belum terdeteksi, terutama pada penderita DM,” tambah Retno.
Skrining TBC pada penderita DM sangat penting karena kedua penyakit ini memiliki hubungan yang erat. Penderita DM memiliki risiko 1,5 hingga 2 kali lebih tinggi untuk terkena TBC aktif dibandingkan dengan orang yang tidak menderita DM.
“Dengan melakukan skrining secara rutin, kita dapat mendeteksi kasus TBC lebih dini dan segera memberikan pengobatan yang tepat. Hal ini sangat penting untuk mencegah penularan dan mengurangi angka kematian akibat TBC,” jelas Retno.
Workshop yang digelar oleh Dinkes Ngawi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para tenaga kesehatan dan masyarakat tentang pentingnya skrining TBC pada penderita DM. Selain itu, workshop ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan skrining dan mendiagnosis TBC.
“Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, diharapkan dapat meningkatkan cakupan skrining TBC pada penderita DM di Kabupaten Ngawi,” pungkas Retno.
Wartawan: Kandim Edtor: Abdul Ghofar