Sen, 17 Mar 2025

MUKTAMAR NAAT 2025 RESMI DIBUKA, HADIRKAN AHLI SEJARAH DUNIA DALAM SEMINAR INTERNASIONAL

DPC NAAT Kabupaten Ngawi saat foto bersama di depan panggung utama Muktamar (foto: dok)

PRESSINDO_MAGETAN | Muktamar Naqobah Ansab Auliya Tisah (NAAT) resmi dibuka di Pondok Pesantren Alfalah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, pada Sabtu (15/02/2025). Acara yang berlangsung selama dua hari, 15–16 Februari 2025, ini diawali dengan seminar internasional bertajuk “Walisongo History and Genealogy in Indonesia: Strengthening Humanist Islamic Values for World Civilization.

Seminar ini menghadirkan sejumlah ahli sejarah dunia yang membahas peran Walisongo dalam penyebaran Islam di Indonesia serta kontribusinya terhadap peradaban global. Beberapa pembicara utama dalam acara ini antara lain sejarawan dari Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa, yang membahas warisan keislaman berbasis humanisme yang telah diwariskan oleh Walisongo.

Ilzamuddin Sholeh, Ketua Panitia Muktamar NAAT 2025 menyatakan bahwa acara ini bertujuan untuk memperkuat ukhuwah, memperdalam pemahaman sejarah Islam di Nusantara, serta membangun perspektif akademik yang lebih luas tentang hubungan Islam dan peradaban dunia.

“Melalui seminar ini, kita berharap dapat menggali lebih dalam jejak sejarah Walisongo dan bagaimana nilai-nilai Islam yang mereka sebarkan dapat terus relevan dalam membangun peradaban modern,” ujarnya.

Abid Musyafak, Ketua DPC NAAT Kabupaten Ngawi menyampaikan bahwa Muktamar ini menjadi ajang penting untuk memperdalam pemahaman sejarah Islam, khususnya peran Walisongo dalam penyebaran Islam di Nusantara.

“Kehadiran kami di sini adalah bentuk dukungan terhadap kajian sejarah Islam yang lebih mendalam. Melalui forum ini, kami berharap ada sinergi yang lebih kuat antara akademisi, ulama, dan sejarawan dalam melestarikan nilai-nilai Islam berbasis humanisme,” ujarnya.

Muktamar ini juga dihadiri oleh berbagai akademisi, ulama, serta santri dari berbagai pesantren di Indonesia. Selain seminar internasional, rangkaian kegiatan lainnya mencakup diskusi panel, kajian manuskrip sejarah, serta deklarasi hasil muktamar yang akan menjadi rekomendasi akademik bagi pengembangan studi sejarah Islam di Indonesia.

Wartawan: Abdul Ghofar
Editor: A Febri TH 

image_pdf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

*