PRESSINDO_NGAWI | Intensitas hujan tinggi pada 20 Januari 2025 di wilayah hulu Bengawan Solo dan kawasan Solo Raya memicu luapan sungai terbesar di Jawa tersebut hingga meluber ke sejumlah wilayah di Kabupaten Ngawi. Peristiwa ini terjadi sejak pukul 03.00 WIB, mengakibatkan banjir di area persawahan, jalan raya, serta permukiman warga di tujuh kecamatan: Mantingan, Karanganyar, Kedunggalar, Pitu, Paron, Ngawi, dan Widodaren.
Prila Yuda Putra, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, dalam keterangannya menyebutkan dampak luapan sungai cukup signifikan. Total area persawahan terdampak mencapai puluhan hektare, dan ratusan kepala keluarga mengalami kerugian. “Di Kecamatan Mantingan, misalnya, desa-desa seperti Jatimulyo, Mantingan, dan Ngrancang melaporkan 15 hektare sawah terendam. Sementara itu, di Desa Cantel, Kecamatan Pitu, terdapat sekitar 100 kepala keluarga yang terdampak langsung,” jelasnya, Selasa (21/01/2025).
Namun, ia melanjutkan, kondisi saat ini sudah menunjukkan perbaikan. “Siang ini sebagian besar lokasi banjir telah surut, dan aktivitas warga berangsur kembali normal,” ujar Prila.
BPBD Kabupaten Ngawi bersama TNI-Polri dan relawan gabungan telah melakukan berbagai langkah tanggap darurat, mulai dari asesmen kerusakan, pendataan korban, hingga distribusi bantuan logistik. Selain itu, laporan kejadian telah diteruskan ke BPBD Provinsi Jawa Timur untuk koordinasi lebih lanjut.
“Kami tetap memantau situasi di lapangan dan mengimbau masyarakat agar tetap waspada, terutama terhadap potensi hujan di wilayah hulu yang bisa meningkatkan debit Bengawan Solo kembali,” pungkasnya.
Wartawan: Margono Editor: Abdul Ghofar