Kam, 14 Nov 2024

Budidaya Porang Naik Daun Di Tengah Pandemi Covid-19

TabloidPresisiInd_Ngawi I Ditengah-tengah wabah Pandemi Covid-19 budidaya tanaman porang semakin naik daun, Permintaan umbi porang sangat tinggi, sehingga harga umbi basahnya bisa mencapai Rp12.500-13.500 per kilogram. Ketika sudah di rajang dan dikeringkan menjadi chip porang, harganya bisa sampai Rp 120.000-285.000 per kilogram.

Selain umbinya bernilai ekonomi tinggi, harga katak porang juga luar biasa. Katak porang adalah buah yang tumbuh di antara batang tanaman porang. Katak bisa dijadikan bibit tanaman porang.

Sugeng petani porang warga asal Dusun Gondanglegi, Rt 3/2 Desa Soco, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi. mengungkapkan, harga katak porang mencapai Rp 120.000 per kilogram. Bahkan ada yang mencapai Rp 285.000 per kilogram. “Katak ini bisa menjadi bibit tanaman porang,” kata sugeng saat diwawancarai wartawan Tabloid Presisi Indonesia pada hari Minggu (10/01/2021).

Dia menjelaskan, tanaman porang bisa menghasilkan katak setelah umurnya dua tahun. Katak tersebut hanya bisa dipanen setelah jatuh sendiri dari tangkainya. “Kalau dipetik, nanti jadi busuk. Harus jatuh sendiri, nanti di punguti setelah jatuh ke tanah,” ujarnya.

Katak yang dipanen sebenarnya dapat langsung ditanam sebagai bibit. Namun, pertumbuhannya akan lebih bagus jika katak tersebut disemai terlebih dahulu. “Setelah katak bertunas, baru ditanam. Pertumbuhannya bisa lebih bagus,” terang Sugeng yang telah menanam porang di lahan seluas 1.000 meter persegi tersebut.

Umbi porang bisa dipanen ketika berusia dua tahun. Tetapi, beberapa petani terkadang juga menggunakan umbi muda sebagai bibit tanaman porang. “Kalau umbi (yang dipakai untuk bibit) sudah sebesar telur, porang bisa dipanen setelah berumur satu tahun. Kalau umbinya sudah sebesar kepalan tangan, porang bisa dipanen setelah enam bulan,” katanya.

Umbi porang bisa diolah menjadi tepung, bahan baku kosmetik, dan petani tidak kesulitan memasarkan karena para pedagang justru berdatangan untuk mencari komoditi tersebut. “Tengkulak malah rebutan. Kalau ada info ada porang, dan langsung berdatangan ke petani,” Pungkasnya.(fm)

image_pdf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

*