Sab, 07 Des 2024

Peringati International Women’s Day, Lembaga EQUALITA Ngawi Bedah Film Pendek “Wadon Ora Didol”

TABLOID_PRESSIND, NGAWI I Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day), Lembaga EQUALITA Ngawi Bedah Film Dokumenter Film Pendek “Wadon Ora Didol” dilanjut Focus Group Discussion (FGD). berlangsung di Jl. Siwangi Perum Siliwangi Permai. Blok A. Grudo. Ngawi.

Direktur Lembaga EQUALITA Ngawi Rianda Syafitri mengatakan, peringatan Hari Perempuan Internasional hari ini merupakan momen yang sangat tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun sinergi untuk melindungi perempuan dari kekerasan, dengan membuat perempuan menjadi berdaya sehingga berani berbicara dan memperjuangkan dirinya sendiri tanpa pemberdayaan.

“Sejak dulu peran perempuan dalam kehidupan sosial terhalangi oleh persepsi yang kurang tepat mengenai kesetaraan gender. Selama ini masyarakat menganggap perempuan memiliki keterbatasan kesempatan berdasarkan perbedaan ciri biologis primer (fisik),” Ujarnya saat ditemui di Kantornya.

Rianda Syafitri menambahkan, Hari ini ada diskusi dan bedah film tujuannya untuk memperingati Hari Perempuan Nasional, kita sebagai perempuan itu tau dilingkungan itu seperti apa kemudian apa sih permasalahan-permasalahan perempuan terkhususnya di Kabupaten Ngawi.

“EQUALITA di Kabupaten Ngawi itu baru dan ini terbilang kalau untuk kegiatan memperingati hari perempuan juga baru pertama ini, ke depan kita sadar sebagai perempuan itu harus bagaimana, kemudian bagaimana kita meminimalisir angka kejadian kasus perempuan di Ngawi,” Ungkapnya.

Lanjut Rianda Syafitri, Di EQUALITA ini kita lebih fokus ke meminimalisir jadi kita lebih fokus di sosialisasi, bagaimana untuk mensosialisasikan reproduksi terhadap anak-anak di tingkat SD-SMA.

“Berharap perempuan lebih aktif ke depan, kemudian perempuan itu juga bisa berdikari, perempuan bisa menjadi sosok di Kabupaten Ngawi dan mendapatkan Hak nya,”

“Terkait tentang Bedah Film yang berjudul “Wadon Ora Didol” itukan salah satu film di wilayah Jawa bagian Barat, menceritakan bahwasannya disana banyak sekali kejadian kasus perempuan yang mana perempuan itu menjadi tulang punggung keluarga karena langkanya pekerjaan akhirnya mereka menjual diri, perempuan diperjual belikan karena miminya pendidikan.” Pungkasnya.

Dalam acara FGD Koordinator GUSDURian Kabupaten Ngawi Ikhwani Nawawi, Sumarno sebagai pemantik Diskusi, Anggota EQUALITA dan Kader perempuan PMII Ngawi.

Wartawan: Fatkhul Muanam

image_pdf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

*