PRESSINDO_NGAWI | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi akan menggelar acara halal bihalal bersama Bupati dan Wakil Bupati dengan masyarakat melalui pagelaran wayang kulit yang bertajuk “Lakon Bimo Laboh” di Alun-Alun Merdeka Ngawi, besok Selasa (8/4/2025). Acara ini menghadirkan tiga bintang tamu, yakni Niken Salindry, Abah Kirun, dan Cak Yudo Bakiak, serta dimeriahkan oleh tiga dalang kondang, Ki Joko Klenteng, Ki Edi Darsono, dan Ki Raditya.
Namun, di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan Pemkab Ngawi, penyelenggaraan acara ini menuai kritik dari berbagai pihak.
Saat dihubungi WhatsApp kamis (03/04/2025) oleh presisiindonesia.com, Kepala Bagian Protokol Pemkab Ngawi, Fuad Misbahuddin Fahmi, membenarkan adanya acara tersebut.
Ketua Persatuan Wartawan Ngawi, Widodo Setyadi, juga mengomentari kebijakan ini. Ia menyatakan bahwa tindakan Pemkab Ngawi mengadakan hiburan wayang di tengah upaya efisiensi anggaran memang bisa dianggap sebagai bentuk pemborosan, terutama jika anggaran yang dialokasikan lebih baik digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak atau program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Dalam kondisi di mana efisiensi anggaran sangat penting, setiap pengeluaran perlu dipertimbangkan dengan cermat agar tidak membebani keuangan daerah dan lebih memprioritaskan kepentingan publik, seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur,” ujarnya.
Namun, menurutnya, jika acara tersebut dimaksudkan untuk tujuan budaya dan mempererat hubungan sosial masyarakat, hal ini juga bisa dilihat sebagai investasi dalam pelestarian budaya lokal. “Pemborosan atau tidaknya suatu kegiatan sangat tergantung pada sejauh mana manfaat yang diperoleh dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.”pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Pemkab Ngawi belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik tersebut.
Wartawan: Abdul Ghofar Editor: A Febri TH
Pakasa cabang Ngawi sangat mengapresiasi dan mensupport Pemda Ngawi khususnya Bp. Wabup KRT.DR. Dwi Rianto Jatmiko MH,MSi dan Ir. Kanang Sulistiyono yg sangat peduli dgn budaya asli bangsa Indonesia dlm acara halal bi halal ini dengan menampilkan tontonan budaya asli wayang kulit dan menampilkan mayoritas seniman2 lokal asli dari Ngawi, agar bangsa ini tidak kehilangan jati diri dan karakter, tontonan dan tuntunan ini sangat jauh dari kesan pemborosan dan hura2 dibandingkan dengan nilai2 luhur yg tersirat dalam tontonan wayang tersebut.
Nguri2 BUDAYA WAYANG KULIT….. Untuk EDUKASI MASYARAKAT lebih bermanfaat dan tepat sasaran dalam menyampaikanVISI DAN MISI PEMBANGUNAN KAB. NGAWI……👍🆗🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Lebaran peredaran uang sulit,perekonomian lagi seret malah buat acara seperti ini
Mending buat yang bermanfaat bagi masyarakat
Heran gua,ngawi ini kenapa dari dulu gak bisa maju2 seperti daerah lain yaa…
Semoga 5 tahun kedepannya ada calon pemimpin yang diluar keluarga nya biar bisa maju,amminnnn….
Jalan Dari Pasar Keras Ke arah Barat – Keras Wetan -Keras Kulon- Gerih- Sampai Kantor Kecamatan -Lanjut Sampai Widodaren -Randu Songo Para Pejabat Kayak Ndak pernah lewat aja, Uang APBD Dihambur2kan kenapa kok tidak segera di perbaiki Jalan e panjenengan? Dari Tahun 2013 Terakhir di Tambal Pak . Dan Jalan Ini Menjadi Akses Untuk ke Paron ke Kendal dan Jogorogo. Jadi Pejabat mbok Ya Yang Amanah (Dari Masyarakat Kecil)
G pp yg penting mereka bahagia….
Masyarakat itu no 1000, apalagi kalau g untuk hiburan dana APBDnya…
Kita biasa ” saja , karena itu sudah biasa terjadi.
Haaaaa untuk Ngawi om